Senin, 30 Juli 2012

Perang Franco-Prussian 1870-1871: Petaka Perancis Akibat Kecerobohan serta Ketidaksiapan Napoleon III dan Pasukannya Part III

Kemenangan besar pasukan gabungan Jerman ini dan menyerahnya Napoleon III bukanlah akhir dari Perang Franco-Prussian. Akan tetapi,  ini telah memadamkan semangat berperang pasukan Perancis. Dari penjelasan singkat mengenai beberapa pertempuran dalam Perang Franco Prussian ini, dapat disimpulkan bahwa cara untuk memenangkan pertempuran tersebut adalah dengan gabungan cara pergerakan (maneuver ) ditambah kecerdikan dan kekuatan (attrition) dari pihak Prussia dan sekutu. Unsur pergerakan (maneuver) dari pertempuran-pertempuran diatas terlihat dari kecepatan pergerakan pasukan gabungan Prusia yang berhasil memanfaatkan rel kereta api untuk pemindahan pasukan ke garis terdepan. Keunggulan ini tidak dimiliki oleh Perancis yang justru lambat dalam pergerakannya. Unsur maneuver lainnya adalah dari taktik yang digunakan oleh pasukan gabungan Prusia yang menggunakan taktik encirclement dimana serangan bisa dari dua arah karena ada pasukan lain yang memutar. Taktik ini bahkan berhasil mengepung Napoleon III dan pasukannya di Pertempuran Sedan. Pengerahan pasukan kedua pihak juga menentukan yaitu dengan penggabungan berbagai divisi. Seperti yang dikatakan oleh Tukhachevsky yang menyatakan bahwa strategi perang yang ideal adalah yang dapat menggabungkan cavalry, infantry, dan unit-unit mekanik dalam sebuah formasi penyerangan.

Selain itu, pihak Prusia dan sekutu menginginkan perang yang cepat. Hal ini terlihat dari cukup cepatnya pergerakan dan pertempuran dalam perang tersebut. Serangan dadakan dari pasukan gabungan Prusia  juga  berhasil mengagetkan  pasukan  Perancis. Sementara itu, unsur kekuatan (attrition) dalam perang tersebut terlihat pada penggunaan banyaknya pasukan pada kedua pihak. Kemudian masih banyaknya korban perang juga mengindikasikan bahwa pertempuran yang berlangsung masih mengandalkan serangan kekuatan baik itu dari pasukannya maupun penggunaan senjata. Dampak dari kemenangan pasukan gabungan Prussia dan sekutunya dalam Pertempuran Sedan tersebut sangatlah signifikan. Pertama, Prussia bersama sekutunya (Konfiderasi Jerman Utara, Bavaria, Baden dan Wurttemberg) akhirnya bersatu mementuk Kekaisaran Jerman dengan Otto van Bismarck sebagai kanselirnya. Kedua, kekalahan kaisar Perancis Napoleon III telah menjatuhkan Kekaisaran Perancis kedua dan digantikan dengan Republik Perancis ketiga. Meskipun demikian, Perang Franco-Prussian belumlah usai. Bismarck memang langsung ingin mengadakan perjanjian damai guna mempercepat selesainya perang karena ia yakin jikaperang berlarut-larut maka akan ada pihak lain yang ikut campur. Sikap pemerintahan baru Perancis yang belum mau mengalah membuat langkah pasukan gabungan Jerman terus mengarah ke Paris. Sementara itu, pemerintah Perancis telah mempersiapkan barikade sekeliling kota yang terdiri dari ratusan ribu orang untuk mencegah pasukan Jerman masuk. Bismarck menanggapi hal ini dengan melakukan aksi pengepungan Paris yang merupakan puncak dari segala aksi Jerman dalam Perang ini. Pengepungan ini bertujuan untuk menghentikan segala logistik ke dalam kota Paris sehingga masyarakatnya akan kelaparan dan itu bisa mendorong Perancis untuk menyerah secara keseluruhan. Pada bulan Januari tahun 1871, Pemerintah Perancis melunak dan ingin mengadakan perundingan dengan Jerman. Akan tetapi ternyata masih ada intensi dari kedua pihak untuk kembali berperang. Hal itu masih bisa diredam. Pihak Jerman yang kesal karena Perancis terus berkilah untuk menyelesaikan perang dengan perjanjian damai memang mempunyai pikiran untuk kembali menyerang Perancis, tetapi Bismarck kembali berpikir rasional bahwa ia yakin Perancis sebentar lagi akan menyerah. Di lain pihak, Perancis dalam kongresnya ada usulan untuk kembali berperang, tetapi melihat kekuatan Jerman pasca unifikasi membuat hal tersebut berhasil diredam.
 
Perang ini diakhiri pada bulan Mei 1871, melalui Perjanjian Frankfurt ditandatangani yang menandai berakhirnya Perang Jerman (Prusia) dengan Perancis, dan dengan terpaksa Perancis harus menerima perjanjian itu. Mereka harus membayar ganti rugi perang dan menyerahkan kota Alsace dan Lorraine ke negara-negara Jerman, sebagai upah pampasansampai 1875.

Hal yang paling menyakitkan bagi Perancis adalah tindakan Jerman dalam memperlakukan Perancis dengan sangat tidak terhormat , yaitu menduduki Paris selama beberapa bulan dan juga menghina mereka dengan perjanjian damai. Tindakan ini dirancang sedemikian rupa untuk memastikan Perancis tidak pernah akan menyerang Prussia lagi.
 

0 komentar:

Posting Komentar