Senin, 30 Juli 2012

Perang Franco-Prussian 1870-1871: Petaka Perancis Akibat Kecerobohan serta Ketidaksiapan Napoleon III dan Pasukannya Part II

 
Napoleon III yakin bahwa reorgrganisasi pada pasukannya tahun 1866 telah membuatnya lebih superior dibandingkan pasukan Prusia dan sekutunya. Ia juga mempunyai keyakinan yang besar pada dua inovasi senjata terbaru yaitu breech-loading chassepot rifle yang telah dimiliki oleh seluruh pasukannya dan sebuah mesin senjata yaitu mitrailleuse. Tampaknya para Jendral Perancis telah dibutakan oleh kebanggaan nasional akan keyakinan bisa menang. Commander in Chief pasukan Perancis adalah Napoleon III yang terdiri atas 7 corps, 1 imperial guard corps , dan 1Cavalery Reserve Corps. Setiap Corps terdiri atas 2-5 Divisi Infantri dan 1 divisi Cavalry.

Pada sisi Prusia, perang ini dilihat sebagai salah satu cara mempersatukan negara-negara berbahasa Jerman seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Pada kenyataannya, diawal perang saja Prusia sudah mendapatkan dukungan dari 3 negara Jerman Selatan (Bavaria, Wurttemberg, dan Baden) dan Negara di Konfiderasi Jerman Utara. Aset yang terpenting bagi Prusia adalah banyaknya jumlah tentara serta Staf Jendral Militer yang sudah merencakan pergerakan yang cepat dan disiplin ke zona pertempuran. Pasukan gabungan Prusia/Jerman dipimpin oleh seorang Staff General yaitu Helmuth von Moltke yang terdiri dari 3 pasukan tentara yang berbeda dengan commander yang berbeda juga.
 
Keunggulan pihak Prusia dan sekutunya sudah jelas terlihat pada masa-masa awal semenjak perang dideklarasikan. Prusia unggul dalam hal kecepatan menempatkan pasukan sejumlah 380.000 pasukan ke zona garis terdepan perbatasan wilayah hanya dalam jangka waktu18 hari.

Hal ini didukung oleh sistem rel kereta api di Prusia yang bagus. Sementara itu, pihak Perancis tidak memperkirakan hal tersebut dan proses perpindahan pasukannya berjalan dengan lambat serta ditambah masalah logistik yang kurang memadai. Dalam perang tersebut terdapat beberapa pertempuran antara pihak pasukan Perancis dengan pihak pasukan gabungan Prusia dan sekutu. 
 
Pertempuran pertama dalam perang ini adalah pertempuran Wissembourg pada 4Agustus 1870 dimana gabungan pasukan Prusia dan sekutunya mengejutkan sejumlah kecil pasukan Perancis di kota Wissembourg. Taktik yang digunakan oleh pasukan gabungan Prusia adalah menyerang dari dua sisi berbeda. Ketika pasukan Prusia menyerang pada sisi timur kota,pasukan dari Bavaria menyerang pasukan Perancis dari sisi barat kota dan dalam hitungan jam pasukan gabungan Prusia berhasil menguasai kota dan mengalahkan pasukan perancis. Dengan kemenangan di pertempuran ini, pasukan gabungan Prusia bisa makin leluasa masuk ke wilayah Perancis. 

Pertempuran selanjutnya adalah Pertempuran Spicheren pada 5 Agustus 1870 yang mana sebenarnya ini tidak direncanakan oleh Staf Jendral Moltke (Prusia). Kemenangan tentara gabungan Prusia di pertempuran ini lebih dikarenakan serangan mendadak dan salah perkiraan dari pimpinan pasukan Perancis. Kesalahan prediksi tersebut yaitu ketika pimpinan pasukan perancis beranggapan bahwa pasukan yang dibawa Prusia hanya sedikit dan ia tidak perlu memanggil tentara cadangan untuk membantu pasukannya. Akan tetapi ia salah karena jumlah pasukan lawan lebih banyak dari pada yang ia perkirakan dan ia sudah terlambat untuk memanggil pasukan bantuan. 

Pertempuran selanjutnya dan merupakan pertempuran pertama yang menggunakan jumlah pasukan yang besar mencapai ratusan ribu pasukan serta pertempuran pertama dimana seluruh sekutu Prusia ikut bertempur adalah pertempuran Worth pada tanggal 6 Agustus 1870. Pada pertempuran ini pasukan gabungan Prusia dan sekutunya menang telak. Hal pertama yang menentukan kemenangan pasukan gabungan Prusia adalah tidak imbangnya jumlah pasukan dimana Perancis hanya puluhan ribu sedangkan pasukan gabungan Prusia mencapai ratusan ribu. 

Pertempuran selanjutnya adalah Pertempuran Gravelotte yang juga merupakan pertempuran terbesar dalam Perang Franco-Prussian ini. Dalam pertempuran ini sangat jelas sekali dimana kekuatan pasukan dan senjata yang digunakan sangat berpengaruh besar karena pertempuran ini head to head ”. Pasukan Perancis mengandalkan senjata chassepot rifle-nya sedangkan Prusia dengan senjata Krupp-nya sehingga menyebabkan korban tewas yang luar biasa banyaknya mencapai puluhan ribu orang.

Pada akhirnya pasukan Perancis memilih mundur kembali ke kota Medz. Pertempuran selanjutnya dan yang terpenting adalah Pertempuran Sedan. Dalam pertempuran ini pasukan gabungan Prusia berhasil menangkap Kaisar Perancis yaitu Napoleon III beserta Jendral Militer dan ratusan ribu pasukannya.

Setelah kekalahan besar Perancis dipertempuran Gravelotte, Napoleon memikirkan nasib Paris jika pasukan gabungan Jerman meneruskan perjalanannya masuk terus kedalam wilayah Perancis. Akan tetapi ia malah terpancing untuk menyerang sebuah benteng di Sedan, yang diinformasikan terdapat sejumlah pasukan gabungan Jerman, daripada memilih mundur melindungi Paris. Ia tidak mengetahui bahwa rombongannya diikuti oleh sejumlah pasukan gabungan Jerman. Ketika pertempuran meletus, pasukan Perancis terdesak kesebuah wilayah di Sedan dan pada akhirnya menyadari bahwa mereka telah terkepung oleh pasukan gabungan Jerman. Sadar bahwa ia dan pasukannya tidak bisa mundur, Napoleon mengaku kalah dan pertempuran dihentikan.

1 komentar:

gardeenevahey mengatakan...

Golden Nugget Casino & Hotel - Mapyro
Information and 용인 출장마사지 Reviews about Golden Nugget Casino & Hotel in Monticello, including 남양주 출장마사지 Realtime Reviews, 원주 출장안마 Photos, Rates, Games, 세종특별자치 출장안마 Special Events and more. 의왕 출장마사지

Posting Komentar